Topeng Betawi

Kamis, 02 Januari 20142komentar

Sebelum kita membahasa Topeng Betawi, perlu kita ketahui bahwa topeng yang lagi di senangi oleh masyarakat Bekasi adalah Topeng Maja yang beralamat di Kp. Gabus Kec. Tambun Utara Kab. Bekasi, lalu Topeng Damat yang beralamat di Kp. Buwek Desa Sumber Jaya Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi, akan tetapi belakang ini Topeng Damat ini tidak kelihatan lagi? 

Topeng dalam bahasa Betawi mempunyai beberapa arti. Pertama berarti kedok penutup wajah. Kedua berarti teater dan pertunjukan. Ketiga berarti primadona atau penari. Topeng yang dibahas di sini topeng dalam pengertian teater tradisional atau teater rakyat Betawi. Topeng Betawi mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Daerah pertumbuhannya di pinggiran Jakarta. Karena tumbuhnya di pinggiran Jakarta, topeng dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat mengenal topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung. Ada yang berpendapat topeng Betawi berasal dari kesenian ubrug. Pendapat itu masih perlu diperdebatkan. Dahulu ubrug dan topeng Betawi hidup secara damai.
 

Pada awalnya pementasan atau pertunjukan topeng tidak menggunakan panggung. Topeng mengadakan pentas di tanah. Bila perkumpulan topeng mengadakan pementasan, properti yang digunakan hanya colen (lampu minyak) bercabang tiga dan gerobak kostum  diletakkan di tengah arena. Dengan kondisi itu pemain dan penonton tidak dibatasi dengan tirai atau dekor apapun. Pergantian adegan dilakukan dengan mengitari colen.
 

Awal 1960-an pertunjukan topeng sudah dilakukan di atas panggung. Alat penerangnya bukan lagi colen, tetapi lampu petromaks atau listrik. Di panggung dipasang layar polos ditambah properti lain berupa sebuah meja dengan dua buah kursi. Pertunjukan topeng diiringi oleh musik yang disebut tabuhan topeng. Tabuhan topeng terdiri dari rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek, dan gong buyung. Lagu yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas daerah pinggir Jakarta. Nama lagunya antara lain : Kang Aji, Sulamjana, Lambangsari, Enjot-enjotan, Ngelontang, Glenderan, Gojing, Sekoci, Oncom Lele, Buah Kaung, Rembati, Lipet Gandes, Ucing-Ucingan, Gegot, Gapleh, Karantangan, Bombang, dan lain-lain.

Pertunjukan topeng biasanya diadakan sehubungan dengan pesta perkawinan, hitanan, dan nazar. Pertunjukan yang dimaksudkan membayar nazar ditandai dengan upacara ketupat lepas. Ada upacara yang harus dikerjakan sebelum pementasan topeng. Upacara ini bertujuan agar pertunjukan selamat dan agar alam tidak marah yang dapat membinasakan manusia. Pertunjukan topeng Betawi berjalan semalam suntuk. Pertunjukan dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama pra-lakon. Bagian kedua lakon atau cerita inti. Bagian ketiga Jantuk. Pra-lakon dimulai setelah shalat Isya dengan menampilkan lagu instrumentalia. Instrumentalia ini disebut Arang-Arangan dan Tetalu yang berfungsi mengumpulkan penonton. Setelah instrumentalia dilanjutkan dengan tari Topeng Kedok atau Topeng Tunggal yang dimainkan oleh penari wanita  berbusana gemerlap dan indah. Bodor dimainkan seorang pria dengan busana sederhana namun kelihatan lucu. Pasangan yang kontras ini manari, menyanyi, dan melawak.


Lakon atau cerita inti dimulai hampir tengah malam. Jika lakon yang dibawakan pendek, dalam satu malam dimainkan dua atau tiga lakon. Jika lakon panjang, hanya satu lakon. Lakon panjang antara lain berjudul : Bapak Sarkawi, Jurjana, Mandor Dul Salam, Pendekar Kucing Item, Tuan Tanah Kedaung, Lurah Barni dari Rawa Kalong, Lurah Murja, Rojali Anemer Kodok, Asan Usin, Daan Dain, Waru Doyong, Aki-Aki Ganjen, dan sebagainya. Ciri khas lakon itu mengisahkan tokoh-tokoh yang akrab dan dikenal masyarakat. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Betawi pinggir atau disebut juga bahasa Betawi Ora. Setelah lakon inti selesai, bagian penutup dimulai. Bagian ini berisi lakon Bapak Jantuk. Lakon Bapak Jantuk berlangsung sampai datangnya waktu subuh. Lakon Bapak Jantuk dimainkan oleh pemeran Bapak Jantuk, Mak Jantuk, dan anak mereka yang berupa boneka yaitu Si Jantuk. Tokoh lain yaitu mertua Jantuk yang biasanya dimainkan oleh pemusik paling senior sambil tetap duduk. Bapak Jantuk berkedok hitam dengan muka sembab, jidat (dahi) nongnong (menonjol). 


Dalam perkembangannya, topeng tidak lagi main semalam suntuk. Keterbatasan waktu menyebabkan bagian pra-lakon dan bagian Bapak Jantuk tidak dimainkan. Akibatnya saat ini tidak ada seniman topeng yang mampu membawakan tokoh Bapak Jantuk dengan baik. Kondisi ini cukup menghawatirkan bagi kelangsungan hidup Bapak Jantuk.
Tokoh yang pernah mengembangkan teater topeng adalah : Jiun (Cisalak), Kumpul (Pekayon), Kecil (Cijantung). Ronggeng Topeng paling sohor masa lalu adalah Mak Kinang (Cisalak) dan Mak Manih (Gandaria, Pekayon). Mereka diteruskan leh Bokir, Kisam, Dalih, dan lain-lain. Semua tokoh yang disebut itu telah tiada. Penerus Topeng kini berada di pundak generasi ketiga dan keempat Dinasti Cisalak dan Dinasti Tambun, seperti Omas, Mandra, Mastur, Kartini, Entong Kisam, Atin Kisam, Tatang Suhenda, Andy Suhandy, Sunta, Udin, Nomir, dan sebagainya.
 

Bagaimana Blantek?

Kelahiran topeng blantek belum diketahui dengan pasti. Tetapi tahun 1930-an, Nasir Boyo, pimpinan blantek dari Cijantung, sudah mulai bermain. Menurut SM. Ardan munculnya blantek dari keisengan bocah angon. Bocah angon yang sedang istirahat iseng-iseng main topeng. Sundung (alat tempat membawa rumput) dijadikan pagar pemisah penonton dan pemain. Dalam permainan itu bocah angon mengiringinya dengan tabuhan yang ada di sekitar mereka. Ada yang menabuh kaleng bekas, memukul parang, dan sebagainya. Bunyi pukulan itu blentang blantek. Lahirlah istilah topeng blantek.
 

Blantek awalnya diakui sebagai teater topeng tingkat pemula. Di kalangan seniman topeng, jika ada pemain topeng yang bermain jelek, diejek dengan menyebutnya sebagai pemain topeng blantek. Seniman blantek tidak kecil hati. Perkumpulan blantek pun bermunculan, misalnya di Ciseeng, Citayam, Bojong Gede, dan Pondok Rajeg. Pada perkembangannya, blantek memiliki identitas sendiri. Musik pengiringnya rebana biang. Di awal pertunjukan dibawakan lagu-lagu zikir dan shalawat. Kreativitas mereka berkembang dengan menampilkan tari blenggo, pencak silat, dan sulap gedebus. Pertunjukan blantek merupakan campuran antara tari, nyanyi, lawak, dan lakon.
 

Pertunjukan blantek sangat sederhana dan tanpa dekorasi. Beberapa hal tidak dapat lepas dari pengaruh topeng dan lenong.  Beberapa lakon blantek diambil dari topeng dan lenong. Lakon blantek yang diambil dari lenong antara lain : Udrayaka, Jaka Sondang, Jampang Mayangsari, Si Pitung, Nyai Dasima, dan sebagainya. Lakon yang diambil dari topeng antara lain : Jurjana, Mandor Dul Salam, Tuan Tanah Kedaung, Pendekar Kucing Item, dan sebagainya. Meski begitu ada lakon asli blantek, seperti : Kramat Pondok Rajeg, Kembar Empat, Ahmad Muhammad, dan Prabu Zulkarnaen. Pada pertunjukan semalam suntuk, blantek juga menampilkan lakon Bapak Jantuk.
 

Perkembangan kesenian blantek tidak menggembirakan. Blantek hanya tumbuh dan berkembang di wilayah sekitar Bogor, khususnya di kampung Bojong Gede, Pondok Rajeg, Citayam, dan Ciseeng. Regenerasi tidak berjalan sebagaimana seharusnya.
Sejak tahun 1950-an aktivitas blantek vakum. Tahun 1976 Pemda DKI Jakarta mulai menggali kembali blantek. Tahun 1979 diadakan lokakarya dan festival blantek. Kegiatan festival blantek dilaksanakan kembali tahun 1994 dan 1997. Festival dimaksudkan untuk regenerasi, dorongan moril, motivasi berkreasi, dan perluasan persebaran blantek. Namun kegiatan-kegiatan itu tidak mencapai target. Saat ini hanya ada beberapa grup blantek yang bertahan, yakni Blantek Si Barkah (non aktif), Nasir Boyo (non aktif), dan Blantek Nasir Mupid dari kampung Petukangan, Jakarta Selatan. Grup ini pun kurang aktif, lantaran kurang memperoleh apresiasi dari masyarakat.


(Dari berbagai sumber) 

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

13 Februari 2014 pukul 16.37

terimakasih sharingnya bang, jadi menambah pengetahuan. Salam kenal dari babelan :)

28 Agustus 2017 pukul 12.41

Izin Copas Bang...

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | NSBB!
Copyright © 2011. NSBB - All Rights Reserved
NSBB ! Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger